selamat datang di blog saya. ini adalah salah satu tugas kuliah saya. sudah lama sekali sejak terakhir kali saya bermain blogger. jadi ini coba-coba, hitung-hitung buat belajar juga.
tapi perlu diketahui, makalah ini saya kerjakan 90% mengetik walau materi dari makalah ini semuanya saya ambil dari materi yang telah disampikan oleh dosen saya Bapak Hadi (salam pak) dan Ibu Evi (salam bu).
disini saya memudahkan sahabat blogger untuk mengakses, jadi jika sahabat blogger mungkin menggunakan website saya untuk dijadikan bahan referensi mohon untuk mencantumkan alamat (link dan profil) secara lengkap. dan untuk lebih mudahnya (jika tulisannya amburadul), file makalahnya juga bisa di download di link yang sudah saya sediakan di bawah , silakan scroll down. terimakasih sudah mampir
MAKALAH PROSES KEPERAWATAN
Makalah ini Diajukan
Kepada Bapak Hadi Santoso, S.ST., M. M.
Sebagai Persyaratan
Mengikuti Bimbingan Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan II
Di Susun
Oleh :
Nama : Lila Lailatus Solechah
NIM : A2R17004
PROGRAM
STUDI S1-KEPERAWATAN / I-A
STIKES
HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT,
Tuhan Yang Maha Esa, Yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga
dalam penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Dalam penyusunan Makalah ini,
penulis mengalami berbagai kendala dan kesulitan, namun berkat Rahmat Allah SWT
yang disertai kesabaran, ketekunan, dan usaha serta bantuan dari berbagai pihak
yang telah tulus ikhlas baik fasilitas tenaga dan pikiran sehingga makalah yang
berjudul “PROSES KEPERAWATAN” dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat
konstruktif diharapkan, demi terciptanya tujuanyang ingin dicapai. Atas bantuan
dan kritikan seta saran dari semua pihak, maka penulis mengucapkan terima
kasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tulungagung, 8 Juli
2018
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pelayanan kesehatan
pada masa kini sudah merupakan industri jasa kesehatan utama dimana setiap rumah
sakit bertanggung gugat terhadap penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan
dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan
harapan dari penerima jasa pelayanan tersebut. Disamping itu, penekanan
pelayanan kepada kualitas yang tinggi tersebut harus dapat dicapai dengan biaya
yang dapat dipertanggung-jawabkan.
Dengan demikian,
semua pemberi pelayanan ditekan untuk menurunkan biaya pelayanan namun kualitas
pelayanan dan kepuasan klien sebagai konsumen masih tetap menjadi tolak ukur
utama keberhasilan pelayanan kesehatan yang diberikan.
Tim pelayanan
keperawatan memberikan pelayanan kepada klien sesuai dengan keyakinan profesi
dan standar yang ditetapkan. Hal ini ditujukan agar pelayanan keperawatan yang
diberikan senantiasa merupakan pelayanan yang aman serta dapat memenuhi
kebutuhan dan harapan klien.
Asuhan keperawatan
yang bermutu dan dapat dicapai jika pelaksanaan asuhan keperawatan
dipersepsikan sebagai suatu kehormatan yang dimiliki oleh para perawat dalam
memperlihatkan sebagai suatu kehormatan yang dimiliki oleh perawat dalam
memperlihatkan haknya untuk memberikan asuhan yang manusiawi, aman, serta
sesuai dengan standar dan etika profesi keperawatan yang berkesinambungan dan
terdiri dari kegiatan pengkajian, perencanaan, implementasi rencana, dan
evaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan.
1.2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
1.2.1.
Apa itu proses
keperawatan?
1.2.2.
Bagaimana tahap
pengkajian proses keperawatan itu?
1.2.3.
Bagaimana tahap diagnose
proses keperawatan itu?
1.2.4.
Bagaimana tahap
perencanaan proses keperawatan itu?
1.2.5.
Bagaimana tahap
impelmentasi proses keperawatan itu?
1.2.6.
Bagaiman tahap evaluasi
proses keperawatan itu?
1.2.7.
Bagaimana tahap
pendokumentasian proses keperawatan?
1.3.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas didapatkan tujuan sebagai berikut:
1.3.1.
Mengetahui apa itu proses keperawatan
1.3.2.
Mengetahui bagaimana tahap pengkajian dalam proses keperawatan
1.3.3.
Menegtahui bagaimana tahap diagnose dalam proses keperawatan
1.3.4.
Mengetahui bagaimana tahap perencanaan dalam proses keperawatan
1.3.5.
Mengetahui bagaimana tahap implementasi dalam proses keperawatan
1.3.6.
Mengetahui bagaimana tahap evaluasi dalam proses keperawatan
1.3.7.
Mengetahui bagaimana tahap pendokumentasian dalam prose keperawatan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Proses Keperawatan
Penerapan proses keperawatan dalam asuhan
keperawatan untuk klien merupakan salah satu wujud tanggung jawab dan tanggung
gugat perawat terhadap klien. Pada akhirnya, penerapan proses keperawatan ini
akan meningkatkan kualitas layanan keperawatan kepada klien.
Proses keperawatan
merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama dengan klien
dalam menentukan asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian, merumuskan
diagnose, merencanakan tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan
serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pada
klien. Lalu kelima proses tersebut didokumentasikan oleh perawat pada sebuah
catatan keperawatan.
2.2. Tahap Pengkajian Keperawatan
Tahap
pengkajian merupakan suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari
berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
Aktifitas Pengkajian keperawatan meliputi :
2.2.1. Pengumpulan Data
Pengumpulan
data adalah proses mendapatkan informasi tentang status kesehatan klien.
Bersifat signifikan, sistematis, dan merefleksikan perubahan status kesehatan
klien.
1. Tipe Data
Tipe
pada saat pengumpulan data berupa Data Subjektif (data yang didapatkan dari
pasien berupa keluhan yang dinyatakan dari pasien pada saat itu), dan Data
Objektif (data yang didapatkan oleh perawat secara langsung dan bisa diukur /
dilihat).
2. Karakteristik Data
Data
yang dikumpulkan untuk menunjang diagnosis keperawatan harus mempunyai
karakteristik yang lengkap, akurat, nyata dan relevan.
3. Sumber Data
Sumber
data dapat berupa primer atau sekunder. Data primer berasal dari klien sendiri,
sedangkan data sekunder bapat didapatkan dari orang terdekat klien, catatan
klien, riwayat penyakit, konsultasi, hasil pemeriksaan diagnostic, catatan
medis dan anggota tim kesehatan lainnya, dari perawat lain dan dari
kepustakaan.
4. Metode Pengumpulan Data
Data
dapat dikumpulkan dengan mewawancarai klien, dengan observasi atau melakukan
pemeriksaan fisik.
Disamping
itu, masalah-masalah yang mungkin terjadi pada saat mengumpulkan data yang juga
harus dihindari perawat yaitu :
1. Ketidakmampuan perawat dalam mengorganisasi data.
2. Kehilangan data yang telah diperoleh.
3. Data yang diperoleh tidak relevan.
4. Adanya duplikasi data.
5. Salah mempersepsikan data.
6. Data yang tidak lengkap.
7. Adanya interpretasi data dalam mengobservasi perilaku.
8. Kegagalan dalam mengambil data dasar terbaru.
2.2.2. Validasi Data
Validasi
data adalah upaya untuk memberikan justifikasi pada data yang telah dikumpulkan
dengan melakukan perbandingan data subyek dan data obyek yang didapat dari
berbagai sumber dengan berdasarkan standar nilai normal.
Data
yang perlu di validasi adalah data yang abnormal / di ragukan keabsahannya.
2.2.3. Organisasi Data
Organisasi
data yaitu mengelompokkan data berdasarkan kerangka kerja yang dapat membantu
mengidentifikasi masalah.
Cara
mengelompokkan data :
1. Berdasarkan sistem tubuh.
2. Berdasarkan kebutuhan dasar (Maslow)
3. Berdasarkan teori keperawatan.
4. Berdasarkan pola kesehatan fungsional.
2.2.4. Identifikasi Pola / Masalah
Identifikasi
masalah merupakan langkah terakhir dari tahap pengkajian dengan jalan melakukan
prosesing data / analisa data, yang merupakan proses intelektual yang meliputi
: mentabulasi, menyeleksi, mengklarifikasi, menginterpretasi serta membuat
kesimpulan.
Hasil
dari Analisa data akan mendapatkan pernyataan “Diagnosa Keperawatan”.
Format Pengumpulan
Data :
1.
Identitas Klien
Meliputi nomer
regristasi, nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, status perkawinan, agama,
Pendidikan, alamat, tanggal masuk rumah sakit (MRS), tanggal pengkajian,
jaminan kesehatan dan penanggung jawab.
2.
Riwayat Keperawatan /
Kesehatan
Meliputi keluhan
utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan masa lalu, riwayat
kesehatan keluarga (genogram), riwayat kesehatan lingkungan, riwayat
psikososial, riwayat tumbuh kembang, riwayat imunisasi dan riwayat persalinan.
3.
Pola Fungsi Kesehatan
Meliputi pola
persepsi-pemeliharaan kesehatan, pola aktivitas-latihan, pola
nutrisi-metabolisme, pola eliminasi, pola istirahat-tidur, pola
kognitif-perceptual, pola toleransi-koping stress, persepsi diri-konsep diri,
pola seksual-reproduksi, pola hubungan-peran, pola nilai keyakinan.
4.
Pemeriksaan
Meliputi pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang.
5.
Tanda tangan perawat yang
mengkaji dan tanggal.
2.3. Tahap Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan merupakan
keputusan klinis mengenai respons individu (klien dan masyarakat) tentang
kesehatan aktual atau potensial sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat.
2.3.1. Tujuan
Diagnosa Keperawatan
1. Memberikan
bahasa yang umum bagi perawat sehingga dapat terbentuk jalinan informasi dalam
persamaan persepsi.
2. Meningkatkan
identifikasi tujuan yang tepat sehingga pemilihan intervensi lebih aktual dan
menjadi pedoman dalam melakukan evaluasi.
3. Menciptakan
standar praktek keperawatan.
4. Memberikan
dasar peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.
2.3.2. Komponen
Diagnosa Keperawatan
1. Problem
(P) atau Label Diagnostik :
menggambarkan problem kesehatan klien atau respon untuk dilakukan terapi oleh
perawat.
2. Etiologi
(E) atau Faktor-Faktor yang Berhubungan. Mengidentifikasi satu atau lebih
kemungkinan penyebab, memberikan arah kepada terapi keperawatan yang diperlukan
dan memampukan perawat memberikan asuhan secara individual.
3. Defining
Characteristics (Batasan Karakteristik) adalah sekelompok tanda dan gejala /
sygn & symtomp (S) yang mengindikasikan hadirnya label diagnostic.
2.3.3. Tipe-Tipe
Diagnosa Keperawatan
1. Diagnosa
Aktual :
adalah masalah
klien yang hadir saat pengkajian keperawatan. Berdasarkan adanya tanda dan
gejala. Komponen : P + E + S
Contoh : Nyeri
Akut berhubungan dengan Proses Inflamasi sendi ditandai Pasien mengatakan ”
Lutut saya nyeri sekali sejak kemarin sore”
2. Diagnosa
Keperawatan Risiko :
adalah penilaian
klinis bahwa masalah tidak eksis, tetapi hadirnya faktor-faktor risiko mengindikasikan
bahwa sebuah masalah sepertinya berkembang kecuali jika perawat melakukan
intervensi. Komponen : P + E
Contoh : Risiko
Infeksi berhubungan dengan pemasangan infuse
3. Diagnosa
Keperawatan Sejahtera (Wellness)
menggambarkan
respon-respon individu, keluarga atau komunitas kepada tingkat kesejahteraan
yang lebih tinggi yang memiliki suatu kesiapan untuk ditingkatkan. Komponen : P
(label diagnostik)
Contoh : Potensi
Peningkatan Kesejahteraan Spiritual
4. Diagnosa
Keperawatan Kemungkinan
Kemungkinan adalah suatu yang mana hadirnya masalah
kesehatan tidak lengkap atau tidak jelas, memrlukan data lebih untuk
mendukungnya. Komponen : P + E
Contoh :
Kemungkinan terjadi gangguan mobilitas berhubungan dengan pemasangan infuse.
5. Diagnosa
Keperawatan Sindrom
adalah diagnosa
yang terdiri atas sekelompok diagnosa keperawatan yang lain.
Komponen : P
Contoh : Sindrom
disuse. (Diagnosa ini terdiri atas : risiko infeksi, risiko kerusakan jaringan
kulit, risiko intolerans aktivitas, risiko perlukaan, risiko konstipasi, dll.)
2.3.3.1. Masalah
Kolaboratif
Semua masalah
kolaboratif (multidisiplin) dimulai dengan label ” Potensial Komplikasi (PK).
Perawat sebaiknya menulis baik komplikasi yang akan terjadi dengan penyakit
atau tindakan yang akan menimbulkannya.
Contoh : Potensial
Komplikasi Trauma Kepala : Peningkatan tekanan Intrakranial
Saat memonitor
sekelompok komplikasi, perawat menyatakan penyakit dengan diikuti daftar
komplikasinya
Contoh : Potensial
Komplikasi Kehamilan-dengan Hipertensi : kejang, fetal distress, edema
pulmonal, gagal liver / ginjal, kelahiran prematur, perdarahan intrakranial
2.4.
Tahap Intervensi Keperawatan
2.4.1. Komponen
1. Menentukan
Prioritas Diagnosa Keperawatan
- Berdasarkan
tingkat kegawatan
a. Prioritas
Tinggi = keadaan yang mengancam jiwa
b. Prioritas
Sedang= keadaan yang mengancam kesehatan
c. Prioritas
Rendah = sesuatu yang meningkat dari kebutuhan perkembangan normal, atau
sedikit memerlukan pertolongan perawat.
- Dapat
memakai teori Maslow
- Dll.
2. Menentukan
Tujuan dan Hasil yang Diharapkan
Syarat tujuan =
dapat diobservasi.
Komponen tujuan =
subjek, kata kerja yang dapat diukur, hasil, kriteria, target waktu.
Beberapa literatur
membedakan antara Tujuan dan Kriteria Hasil (Outcome).
- Tujuan
--> merupakan hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah diagnose
keperawatan.
- Kriteria
Hasil (outcome) --> merupakan standar evaluasi yang merupakan gambaran
tentang faktor-faktor yang dapat memberi petunjuk bahwa tujuan telah tercapai /
tidak (lebih spesifik).
Contoh :
- Tujuan
: Klien Mampu mengeluarkan Sekresi paru Tanpa bantuan
pd tgl 9-7-2018
- Kriteria
Hasil : k/u baik, pernafasan ireguler, teratur, tidak ada suara nafas tambahan,
tidak batu/sesak, tidak sianosis, suhu : 36-37 derajat Celsius, RR : 16-20
x/menit, LabRo membaik.
3. Menentukan
Rencana Tindakan
Persyaratan dalam
penulisan intervensi :
a. Tanggal
b. Kata
kerja yang dapat diukur, dilihat, didengar, dirasakan.
c. Hasil
d. Subjek.
e. Target
tanggal.
f. Nama
dan tanda tangan perawat.
2.4.2. Tipe
Instruksi yang Digunakan dalam Intervensi
1. Instruksi
Diagnostik, mengkaji kemajuan klien kearah pencapaian kriteria hasil dengan
pemantauan aktivitas klien secara langsung. Instruksi diagnostic dapat
digunakan untuk mengumpulkan informasi dalam upaya untuk mengisi informasi yang
kurang.
2. Instruksi
Terapeutik, menunjukkan tidakan oleh perawat yang secara langsung mengurangi,
memperbaiki, mencegah eksaserbasi masalah.
3. Instruksi
Penyuluhan, meningkatkan perawatan diri klien dengan membantu individu
memperoleh tingkahlaku baru yang mempermudah resolusi masalah klien.
4. Instruksi
Rujukan, menekankan peran perawat sebagai coordinator dan manajer dalam
perawatan klien dalam anggota perawatan kesehatan.
2.5.
Tahap Implementasi Keperawatan
2.5.1. Komponen
1. Tindakan
Keperawatan Mandiri : tindakan yang dapat diimplementasikan oleh perawat tanpa
pesanan dokter dan masih dalam batas wewenang keperawatan.
2. Tindakan
Keperawatan Kolaboratif, tindakan keperawatan kolaboratif diimplementasikan
bila perawat bekerja dengan anggota tim perawatan kesehatan yang lain dalam
membuat keputusan bersama yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah klien.
Contoh
implementasi :
1. Mengkaji
TTV, batuk, frekuensi, irama, suara nafas klien pd tgl 9-7-2018, Anggun Saandia
(tanda tangan)
2. Melakukan
fisio terapi dada pada klien 2 kali sehari, Anggun Sandia (tanda tangan).
3. Mengajarkan
klien nafas dalam dan batuk efektif pd tgl 9-7-2018, Anggun Sandia (tanda
tangan)
2.6. Tahap Evaluasi Keperawatan
Adalah perbandingan hasil-hasil yang
diamati dengan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Klien keluar
dari siklus proses keperawatan apabila kriteria hasil telah dicapai, dank lien
akan masuk kembali dalam siklus apabila kriteria hasil belum tercapai.
Menurut Ziegler, Voughan – Wrobel,
& Erlen 1986, evaluasi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1.
Evaluasi Struktur.
Evaluasi
struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan sekeliling tempat
pelayanan keperawatan diberikan. Aspek lingkungan secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi dalam pemberian pelayanan. Persediaan perlengkapan,
fasilitas fisik, ratio perawat-klien, dukungan administrasi, pemeliharaan dan
pengembangan kompetensi staf keperawatan dalam area yang diinginkan.
2.
Evaluasi Proses.
Evaluasi
proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan apakah perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok, tanpa tekanan, dan sesuai
wewenang. Area yang menjadi perhatian pada evaluasi proses mencakup jenis
informasi yang didapat pada saat wawancara dan pemeriksaan fisik, validasi dari
perumusan diagnosa keperawatan, dan kemampuan tehnikal perawat.
3.
Evaluasi Hasil.
Evaluasi hasil berfokus pada respons dan fungsi klien.
Respons prilaku klien merupakan pengaruh dari intervensi keperawatan dan akan
terlihat pada pencapaian tujuan dan kriteria hasil.
Adapun ukuran pencapaian tujuan pada tahap evaluasi
meliputi:
1.
Masalah Teratasi; jika
klien menunjukkan perubahan sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah
ditetapkan.
2.
Masalah Sebagian
Teratasi; jika klien menunjukkan perubahan sebahagian dari kriteria hasil yang
telah ditetapkan.
3.
Masalah Tidak Teratasi;
jika klien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama sekali yang sesuai
dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan dan atau bahkan timbul
masalah/ diagnosa keperawatan baru.
Untuk penentuan masalah teratasi,
teratasi sebahagian, atau tidak teratasi adalah dengan cara membandingkan
antara SOAP dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan. Subjective (S) adalah informasi berupa
ungkapan yang didapat dari klien setelah tindakan diberikan. Objective (O) adalah informasi yang
didapat berupa hasil pengamatan, penilaian, pengukuran yang dilakukan oleh
perawat setelah tindakan dilakukan. Assesment
(A) adalah membandingkan antara informasi subjective dan objective dengan
tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah teratasi,
teratasi sebahagian, atau tidak teratasi. Planning
(P) adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan berdasarkan hasil
analisa.
2.7. Tahap Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan
pencatatan informasi yang mencakup aspek biologis, psikologis, sosial dan
spiritual pada setiap tahap proses keperawatan, serta menjadi penegakan
diagnose, perencanaan, implementasi dan evaluasi dalam proses keperawatan yang
disusun secara sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan.
Tujuannya yaitu untuk mengidentifikasi
status kesehatan klien dalam rangka mencatat kebutuhan klien, merencanakan,
melaksanakan tindakan keperawatan, dan mengevaluasi tindakan. Selain itu,
dokumentasi keperawatan juga bertujuan untuk penelitian, keuangan, hukum dan
etika.
Dokumentasi keperawatan juga
bermanfaat bagi beberapa aspek, diantaranya :
1.
Aspek hukum : Dokumentasi
keperawatan yang dibuat merupakan aspek legal didepan hukum. Dokumentasi
merupakan bukti catatan dari tindakan yang diberikan dan sebagai dasar untuk
melindungi pasien, perawat dan institusi.
2.
Aspek Kualitas pelayanan :
Melalui audit keperawatan dokumentasi keperawatan dijadikan alat untuk mengukur
dalam membandingkan antara tindakan yang diberikan dengan standar yang
dijadikan rujukan. Dengan demikian dapat diketahui apakah dalam bekerja telah
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
3.
Aspek Keuangan :
Dokumentasi yang baik dan teliti akan menjadi bukti bahwa tindakah telah
dilakukan oleh perawat. Dan dengan dokumentasi ini maka besarnya jasa yang
diberikan akan diberikan sesuai dengan aturan yang ditetapkan ditempat
masing-masing.
4.
Aspek Pendidikan :
Dokumentasi keperawatan dapat dijadikan sebagai rujukan bagi siswa-siswa
perawat.
5.
Aspek Penelitian :
Penelitian keperawatan dengan menggunkan data-data sekunder akan sangat
bergantung dengan kualitas dari dokumentasi keperawatan yang dibuat. Kesalahan
dalam membuat atau pengisian dokumentasi yang tidak lengkap akan membuat
informasi tentang riwayat pasien menjadi kabur.
Terdapat tiga komponen penting yang
berperan dalam pembuatan dokumentasi asuhan keperawatan yaitu:
1.
Sarana Komunikasi
Komunikasi yang baik
antara perawat dengan klien atau keluarganya akan diperoleh informasi yang
akurat sehingga dokumentasi keperawatan akan dilaksanakan dengan optimal.
Dengan komunikasi yang baik akan memudahkan dalam proses pengumpulan data serta
tercipta hubungan yang harmonis antara perawat dan klien sehingga akan membantu
dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh klien.
2.
Dokumentasi Proses
Keperawatan
Proses keperawatan
merupakan inti dari praktik keperawatan dan juga sebagai isi pokok dokumentasi
keperawatan. Beberapa tahap proses keperawatan meliputi beberapa pengelompokan
dokumentasi keperawatan : a) dokumentasi pengkajian keperawatan, b) dokumentasi
diagnosa keperawatan, c) perencanaan keperawatan, d) dokumentasi tindakan
keperawatan, e) dokumentasi evaluasi keperawatan.
3.
Standar Keperawatan
Standar
keperawatan merupakan gambaran dari kualitas, karakteristik, sifat, dan
kompetensi yang diharapkan dari beberapa aspek dalam praktik keperawatan.
Standar keperawatan diperlukan oleh perawat karena sebagai dasar menentukan arah
atau petunjuk dalam dokumentasi kegiatan serta dalam pembuatan format
pencatatan yang tepat.
2.7.1. Format
Dokumentasi
1. Format
naratif
Merupakan format yang dipakai untuk mencatat
perkembangan pasien dari hari ke hari dalam bentuk narasi.
2. Format
Soapier
Format
inib dapat digunakan pada catatan medic yang berorientasi pada masalah (problem
oriented medical record) yang mencerminkan masalah yang di identifikasi oleh
semua anggota tim perawat. Format soapier terdiri dari:
a. S
= Data Subjektif
Masalah
yang dikemukakan dan dikeluhkan atau yang dirasakan sendiri oleh pasien
b. O
= Data Objektif
Tanda-tanda
klinik dan fakta yang berhubungan dengan diagnose keperawatan meliputi data
fisiologis dan informasi dari pemeriksaan. Data info dapat diperoleh melalui wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan diagnostic laboratorium.
c. A
= Pengkajian (Assesment)
Analisis
data subjektif dan objektif dalam menentukan masalah pasien.
d. P
= Perencanaan
Pengembangan
rencana segera atau untuk yang akan dating dari intervensi tindakan untuk
mencapai status kesehatan optimal.
e. I
= Intervensi
Tindakan
yang dilakukan oleh perawat
f. E
= Evaluasi
Merupakan
analisis respon pasien terhadap intervensi yang diberikan
g. R
= Revisi
Data pasien yang mengalami perubahan berdasarkan adanya
respon pasien terhadap tindakan keperawatan merupakan acuan perawat dalam
melakukan revisi atau modifikasi rencana asuhan kepeawatan.
3. Format
fokus/DAR
Semua masalah pasien diidentifikasi dalam catatan
keperawatan dan terlihat pada rencana keperawatan. Kolom focus dapat berisi :
masalah pasien (data), tindakan (action) dan respon (R)
4. Format
DAE
Merupakan system dokumentasi dengan konstruksi data
tindakan dan evaluasi dimana setiap diagnose keperawatan diidentifikasi dalam
catatan perawatan, terkait pada rencana keprawatan atau setiap daftar masalah
dari setiap catatan perawat dengan suau diagnose keperawatan.
5. Catatan
Perkembangan Ringkas
Dalam menuliskan catatan perkembangan diperlukan
beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
a. Adanya
perubahan kondisi pasien
b. Berkembangnya
masalah baru
c. Pemecahan
masalah lama
d. Respon
pasien terhadap tindakan
e. Kesediaan
pasien terhadap tindakan
f. Kesediaan
pasien untuk belajar
g. Perubahan
rencana keperawatan
h. Adanya
abnormalitas atau kejadian ayng tidak diharapkan.
2.7.2. Enam
model pendokumentasian tersebut adalah sebagai berikut :
1. SOR
(Source Oriented Record)
Model
ini menempatkan catatan atas dasar disiplin orang atau sumber yang mengelola
pencatatan. Catatan berorientasi pada sumber yang terdiri dari 5 komponen:
a. Lembar
penerimaan berisi biodata
b. Lembar
order dokter
c. Lembar
riwayat medic
d. Catatan
perawat
e. Laporan
khusus
2. POR
(Problem Oriented Record)
Model
ini memusatkan data tentang klien disusun menurut masalah klien. System ini
mengintegrasikan semua data mengenai masalah yang dikumpulkan oleh perawat,
dokter dan tim kesehatan lainnya terdiri dari 4 komponen:
a. Data
dasar
b. Daftar
masalah
c. Perencanaan
awal
d. Catatan
perkembangan (progress note
3. Progress
Oriented Record (Catatan Berorientasi pada perkembangan kemajuan)
Tiga jenis catatan perkembangan: Catatan perawata
(nursing note) Lembar alur (floe sheet), Catatan pemulangan dan Ringkasan
Rujukan (Discharge Summary)
4. CBE
(Charting by Exception)
CBE (Charting by Exception) Adalah
system dokumentasi yang hanya mencatat secara naratif dan hasil penemuan yang
menyimpang dari keadaan normal (standar dari praktik keperawatan).
5. PIE
(Problem Intervention and Evaluation)
PIE (Problem Intervention and Evaluation)Adalah
pencatatan dengan pendekatan orientasi proses dengan penekanan pada proses
keperawatan dan diagnose keperawatan.
6. FOCUS
(Biasa juga disebut dengan format DAR (Data, Action, Respons))
Suatu proses pencatan terfokus pada klien. Digunakan
untuk mengorganisir dikumentasi asuhan keperawatan dimana: Data berisi data
subjektif dan objektif serta data focus Action : tindakan yang akan dikaukan
Respons : keadaan respon yang akan dilakukan.
BAB
III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Proses keperawatan merupakan suatu
kegiatan yang terorganisir dengan menggunakan metode yang sistematis dalam memberikan
Auhan Keperawatan kepada individu,kelompok,keluarga dan masyarakat terhadap
masalah kesehatan yang dialami.
Proses keperawatan terdiri dari 5 tahap yaitu: Pengkajian, Diognasa,
Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi. Tahap-tahap dalam proses keperawatan
saling berkesinambungan dan tidak dapat di pisahkan satu sama lain.
.
3.2. Saran
- Perawat harus memiliki kemampuan professional dalam melaksanakan pengkajian,karena pengkajian data merupakan dasar utama dari pelaksanaan proses keperawatan.
- Pengkajian keperawatan harus dilakukan secara sistematis untuk memperoleh data akurat.
- Dalam menentukan diagnose harus disesuaikan dengan kebutuhan klien.
- Data yang diperoleh harus akurat dan bukan kesimpulan peraat.
- Perawat tidak boleh langsung membuat keputusan tentang kondisi klien.
DAFTAR
PUSTAKA
Anas. (2010, July 20). Standar Asuhan Keperawatan.
Retrieved from Berbagi Pengetahuan dan Informasi:
http://anasmuiliquelya.blogspot.com/2010/07/standar-asuhan-keperawatan.html .(accessed
July 07, 2018)
Indonesian
Web Nurses Team. (2011, Novemver 8). Proses Keperawatan Review dari
Pengkajian s.d. Evaluasi. Retrieved from Wordpress:
https://idwebnurse.wordpress.com/2011/11/08/proses-keperawatan-review-dari-pengkajian-s-d-evaluasi/
.(accessed July 07, 2018)
Kesmas.
(2013, January 23). Aplikasi Dokumentasi Asuhan Keperawatan. Retrieved
from Public Health:
http://www.indonesian-publichealth.com/aplikasi-dokumentasi-keperawatan/ .(accessed
July 07, 2018)
Wantika,
R. (2015, September 26). Proses Keperawatan. Retrieved from Wordpress:
https://ruryuswantika.wordpress.com/ .(accessed July 07, 2018)
*file makalah : makalah proses keperawatan
Merkur 15c Safety Razor - Barber Pole - Deccasino
BalasHapusMerkur 15C Safety Razor https://deccasino.com/review/merit-casino/ - Merkur - 15C for Barber Pole is the https://tricktactoe.com/ perfect introduction to the https://deccasino.com/review/merit-casino/ Merkur Safety หาเงินออนไลน์ Razor. https://octcasino.com/
I like this articles
BalasHapusNanda List
Nurse File
Nurse Document
Nice Post
BalasHapusNursing Diagnosis
Nursing Diagnosis
Nursing Diagnosis